Jumat, 06 Januari 2017

kisah penari gandrung

                                                          Manusia dan cinta kasih

                                            Image result for gandrung



                   Gandrung Banyuwangi adalah salah satu jenis tarian yang berasal dari Banyuwangi. Arti kata Gandrung sendiri berasal dari istilah kata "Gandrung" diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Kesenian ini dapat dikatakan sebagai ibu dari berbagai kesenian di Banyuwangi. Angklung Banyuwangi sendiri juga sangat dipengaruhi oleh kesenian Gandrung Banyuwangi. Penari perempuan Gandrung pertama adalah Semi, seorang anak kecil yang pada tahun 1895 masih berusia sepuluh tahun. Namun dari catatan lain mengatakan bahwa penari gandrung  dahulu dilakukan oleh seorang lanang (laki-laki) dengan berpakaian wanita
                 Nilai cinta kasih yang terkandung perempuan yang dikenal dengan nama Semi, seorang anak kecil yang pada tahun 1895 masih berusia sepuluh tahun. Menurut cerita yang dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah. Segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tidak kunjung sembuh, sehingga ibu Semi (Mak Midhah) bernazar: "Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing" yang artinya: "Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi". Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya gandrung oleh perempuan.
                Tradisi gandrung yang dilakukan oleh Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian terus berkembang di seluruh daerah Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian.
                Fungsi dari kesenian Gandrung Banyuwangi itu sendiri adalah sebagai tari pergaulan.  Tari Gandrung memiliki ciri khas mulai dari gerakan, iringan serta vocal. Tari gandrung sendiri memiliki 3 tahap dalam penyajiannya, berikut 3 tahap penyajian itu sendiri :
1.      Jejer Gandrung, penari melakukan tarian dengan sendiri dengan diiringi lagu Podo Nonton
2.      Macu Gandrung, yaitu melayani para tamu, pada tahapan inilah sering terjadi kegiatan atau adegan yang kadang-kadang di luar norma .
3.      Tahap ke-3, dimana penari menyanyi dengan lirik dan pantun yang penuh dengan nasehat serta permintaan maaf pada penonton dengaan penampilannya.
  Tata busana penari Gandrung Banyuwangi khas, dan berbeda dengan tarian bagian Jawa lain. Ada pengaruh Bali (Kerajaaan Blambangan) yang tampak.
 Bagian Tubuh
       Busana untuk tubuh terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas,. Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.
Bagian kepala
       Kepala dipasangi hiasan serupa mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, putra Bima] yang berkepala manusia raksasa namun berbadan ular serta menutupi seluruh rambut penari gandrung. Pada masa lampau ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah terlepas seperti sayap burung. Kemudian dilekatkan pada omprok hingga menjadi yang sekarang ini.

       Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya.

Bagian Bawah
       Penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas

sumber:
 https://id.wikipedia.org/wiki/Gandrung_Banyuwangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar